Rabu, 16 Desember 2015

Paskah di Benhil

Sambil boncengan naik ojek
Bersama teman aku pintas petang dini
        di bendungan hilir

Toko fotokopi langganan tutup
Warung ketupat sayur juga tutup
Jiwa kami bagai kaleng minuman bekas
                 tandas dilindas hampa
Dipungut pemulung barang loakan

Mengucap haleluya
       temanku menyeru sapa tukang parkir
Dibalas lantang juga
       dengan bau asam keringat orang miskin
dengan keluh beras mahal, cicilan rumah mahal
                       dikulum senyum pasrah bersahabat

Mungkin pasien, mungkin bukan
Menunggu angkutan umum
                  di depan rumah sakit
Tabah seperti pohon,
diterjang banjir, dikepung keluh kota
Tabah untuk bertahan tumbuh
           dalam hidup yang kikis

Hampir saja ojek menyerempet
             seorang tukang rujak keliling!
Mereka di seberang, makelar batu akik
Pedagang asinan, seketika memekik
Awas ingatkan marabahaya
          tapi tanpa daya di hadapannya

Sampailah di gereja samping sekolah
           simpang jalan danau toba
Pada temanku, aku bertanya,
Sungguh kau mau berhenti di sini?

2015

Telah dimuat dalam Antologi Dari Negeri Poci V (2015)