Rabu, 20 Januari 2016

Doa Puisi

Di stasiun karet aku menunggu bukan untuk chairil
puisi orang mati atau keluh sebuah kota yang berubah
 
Nasib buruk berulang lewat
membujuk siapa saja untuk lekas berangkat
 
Adapun waktu
diam-diam menyamar kepala stasiun
atau penjaga loket yang letih dan payah
selalu memintaku bersitahan menunggu
 
Mereka menawarkan tiket
menuju dunia baru yang tak pernah kutahu:
 
Dunia tempat penyair chairil hidup abadi
    dan bercinta tak jemu di gerbong tua kereta
Dunia yang jadi rumah teduh
    bagi kotaku yang jauh berubah
 
Baru saja seekor burung menukik dari langit yang nun
                        menyelusup dalam pikiranku
Suara kicaunya beri warna pada kata-kataku
 
Lalu kudengar kereta sayup mendekat
membuka pintunya di hadapanku
menampilkan ruang remang sepi penumpang
 
Semua yang mati
hidup bangkit kembali karena doa puisi
 
 
Dimuat di Indopos, Jawa Pos Newspaper Network, Januari 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar