Tak
tertulis nama
atau
pun gambar sebuah peta.
Ia
diletakkan di ujung meja
dan
setiap temali, amplop
juga
timbangan, bertanya
itu untuk siapa?
Cahaya
yang menyentuh bangku
memantulkan
bayang-bayang
sebuah
kota kelabu
dengan
tawa anak-anak sekolah
langkah
pilu seorang tua
dan
gerimis di jalan-jalan
yang
lengang dari hampa
Di
manakah kota itu
di
manakah bayang-bayang itu
yang
kini tertutupi taplak meja?
Mungkin
surat itu
berasal
dari situ.
Terbang
melalui cermin cahaya
menembus
dinding dan jendela
dan
mengabarkan berita
dari negeri
yang
bukan milik siapa-siapa
Seandainya
di sana
tertulis
sebuah nama
tak
akan ada yang bertanya
surat
itu dari mana.
Setiap
kali setitik debu hinggap
pada
amplop putih itu
seekor
ngengat
yang
terbang berputar
terjatuh
menyentuh
lantai dingin
lalu
tersapu angin
jadi
debu yang lain
Dan
semua benda kemudian bertanya,
untuk apa ia
ditulis?
2009
2009
Telah dimuat dalam Antologi Festival Ubud Writers and Readers Festival 2010
Diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris.