Kamis, 26 Februari 2015

Kuil Taman

Sebatang pohon ara, empat pina
                           tiga pohon abu
Inilah kuil taman puingmu 

Segala yang silam, dirimu yang lalu
terperangkap dalam liang gua
pada sebuah buku yang terbuka
                             di perpustakaanmu

Dulu pernah ada semak buah beri
di mana seekor musang menyelinap
bersembunyi dari tangan mungil sang waktu
                      tubuhnya ringan menyelusup
jauh hingga ke pucuk bayang sehelai daun
Dan pada pukul enam sore
semuanya lindap bagai kata-katamu
bagai cahaya di belantara raya
tersamar pekik liar burungburung malam

Sebelum dini hari di bawah mimpi pohon kastanye
siapa dari kalian yang menyamar bajak laut arabia
menghunus belati kayu, membuka semua pintu
mencari jalan rahasia menuju dongeng yang lain: 

Kisah tentang sebuah kota di mana benda-benda
selalu bercerita darimana muasal mereka 

Atau tentang benua yang perlahan tenggelam
dan orangorang terlambat menuliskan namanya di sana 

Tapi seekor kucing yang lelap di teras rumah
sekilas tampak terjaga, memandang kalian
mengeong seakan tengah mengigau
Cakarnya yang tumpul
tadinya membias cahaya bulan yang entah 

Kini tak ada ayunan di kuil taman puingmu
tak ada sarang burung yang terjatuh
menyimpan telur-telur yang sebentar akan menetas
 
Telah dimuat di Kompas, Maret 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar