Tanganku,
apa yang selama ini sudah kau buat
Mengapa
semua tidak bisa lagi kau ingat?
Mari
ke sini, kita baca buku lagi. Berhentilah bikin puisi
tentang
maut. Percayalah kita akhirnya akan abadi
Kenangkanlah
genggam lembut jari kekasih
Yang
membuatmu tak henti mengirimkan surat-surat
sajak-sajak
dan pesan-pesan. Kau kirimkan padanya
seolah
kau lebih cinta padanya. Daripada yang kutahu
Lebih
liar, tanganku, bikinlah sesuatu yang lebih liar
Dari
bulan gugur di musim gugur. Dari cermin hilang bayang
Buatlah
aku takut oleh fantasimu
Mengayun
melampaui mimpi demi mimpi
Mengapa
kau cemas pada guratan nasib buruk
Nujuman
penyihir tua sebuah sirkus waktu silam
Tidakkah
kau lebih percaya padaku
Bahwa
itu ramalan biasa, pelipur bagi mereka
yang kepingin mencuri masa
depan
Tanganku,
jangan kau abai dan ingkari aku
Kalau
kau mati, aku tak mau
Aku
tak siap kehilanganmu.
2014
Telah dimuat di Antologi Puisi Dari Negeri Poci (2014) dan Koran Tempo, November 2014