di atas kota Labida
ia bertanya:
di mana Jerussalem
tempat ibunya dilahirkan.
Dari Beirut
seorang ibu yang pilu payungnya tak basah oleh hujan
menyeberangi taman
mengigaukan anaknya
yang meninggal kemarin
di tengah puing dan suara jejak kaki.
Seandainya mereka bertemu
di Jerussalem atau di kota kecil di Israel terlihatkah oleh mereka
debu-debu yang beterbangan,
sunyi di antara pilar bangunan:
seorang anak berdiri
di puncak menara
menjatuhkan buah apel
dan tangannya,
tangannya menirukan pesawat terbang
Tapi mereka tak pernah bertemu.
Mereka pergi sendiri.
2007
Telah dimuat di KOMPAS, Maret 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar