Selasa, 11 November 2014

Tangan

Tanganku, apa yang selama ini sudah kau buat
Mengapa semua tidak bisa lagi kau ingat?
 
Mari ke sini, kita baca buku lagi. Berhentilah bikin puisi
tentang maut. Percayalah kita akhirnya akan abadi
 
Kenangkanlah genggam lembut jari kekasih
Yang membuatmu tak henti mengirimkan surat-surat
sajak-sajak dan pesan-pesan. Kau kirimkan padanya
seolah kau lebih cinta padanya. Daripada yang kutahu
 
Lebih liar, tanganku, bikinlah sesuatu yang lebih liar
Dari bulan gugur di musim gugur. Dari cermin hilang bayang
Buatlah aku takut oleh fantasimu
Mengayun melampaui mimpi demi mimpi
 
Mengapa kau cemas pada guratan nasib buruk
Nujuman penyihir tua sebuah sirkus waktu silam
Tidakkah kau lebih percaya padaku
Bahwa itu ramalan biasa, pelipur bagi mereka
                 yang kepingin mencuri masa depan
 
Tanganku, jangan kau abai dan ingkari aku
Kalau kau mati, aku tak mau
Aku tak siap kehilanganmu.
 
2014
 
Telah dimuat di Antologi Puisi Dari Negeri Poci (2014) dan Koran Tempo, November 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar