kuingat sebaris sajak perancis.
Tapi tak ada wagon merah jambu
Atau gerimis
di atas jembatan tua
di kota asing ini
Di
menara tertinggi
kulihat
kereta merah dan kuning datang dan pergi
seperti sepasang kekasih
yang berpisah di jalan-jalan kecil
seperti kalimat penutup sebuah sajak
yang ditulis ragu-ragu di bangku tunggu:
sajak seseorang yang bunuh diri
sambil menyanyikan lagu
tentang taman hitam putih
Sepenggal sajak perancis
yang kuingat
selalu
setelah hujan
Aku tak
tahu
kerikil
jalan di bawah menara saling mengirim ungkapan:
selamat datang
atau salam berpisah yang sedih
atau pandangan cemas yang ragu
yang dihanyutkan hujan
hingga ke mari
Kusentuh
jendela
dan
malam semakin gelapTak bisa kubedakan
laba-laba atau bayang dindingkah
yang menari hampa, berputar
dalam gelas retak ini
Bayang-bayang
mengaburkannya
menjauhkanku
dari mereka
Di
menara tertinggi
kubaca
sajak Perancis sambil memandang malam yang jauh
2007
Telah dimuat di KOMPAS, Maret 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar