Selasa, 11 November 2014

Armenia

Di manakah Armenia
sebuah negeri batu biru
dengan setetes air laut
berpendar di atas tali-tali lembu

Di dalam rumah bambu
ibuku menunggu
sambil membayangkan Armenia:
makam ayahku
yang tersamar bunga magnolia

Kolam warna warni
bekas peluru di segala penjuru
tangga jenjang
milik burung-burung beo bersuara merdu
Angan ibuku, angan kami
untuk tuhan yang tak bermalaikat

Memang tak ada lagi seteru di sana
hanya bau tanah
dan kisah orang mati
Lampu dermaga padam
tapi bukan di negeri itu

Di manakah Armenia
dan topi ayahku
Senyum tipisnya tersapu debu
Di laci ada surat kecil
sebuah salam pelaut dari Armenia.

2007
 
Telah dimuat di KOMPAS, Maret 2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar